Praktisi IT Bongkar Kelemahan Aplikasi Ladewa Kota Bima

Bima Times, Kota Bima – Aplikasi Ladewa yang diluncurkan Pemerintah Kota Bima melalui Diskominfostik Kota Bima dengan harapan untuk mempermudah komunikasi masyarakat dengan PJ Walikota Bima, kini menuai kontroversi. Seorang praktisi IT, Agil Safero, S. Kom, mengkritik keras aplikasi ini, Agil menyebut bahwa aplikasi Ladewa tak ubahnya seperti “tong sampah”. Sebab, kehadiran aplikasi ini dianggap sebagai aplikasi tandingan dari aplikasi SANINU yang diinisiasi oleh kepemimpinan Lutfi -Fery.

Menurutnya , istilah tong sampah ini pantas karena Ladewa memiliki banyak kekurangan.

” Aplikasi Macam apa ini, katanya berbasis AI, tapi kok lebih bagus aplikasi Saninu ” katanya

Lanjut Agil, kekurangan lain adalah kurangnya kontrol validasi front end dan backend, sehingga memungkinkan pengguna untuk memasukkan konten yang tidak pantas tanpa adanya pembatasan.

Agil juga mengkritik kurangnya pengamanan privasi dan verifikasi yang memadai. Dia mengkhawatirkan bahwa informasi pribadi, seperti nama dan foto, tidak dijaga kerahasiaannya, meningkatkan risiko bagi mereka yang melaporkan masalah sensitif seperti narkoba atau pelacuran.

Selain itu menurut dia, kelemahan lainnya termasuk tidak adanya batasan karakter dalam formulir pengaduan dan kemungkinan masukan data tidak masuk akal, seperti penggunaan angka sebagai nama.

Meskipun ada klaim bahwa aplikasi menggunakan kecerdasan buatan (AI), dia menemukan inkonsistensi dalam implementasi ini.

Beberapa melaporkan bahwa pengiriman foto hewan sebagai bukti pelaporan diterima tanpa validasi, menyebabkan kekhawatiran akan akurasi dan keandalan informasi.

Ketidakmampuan aplikasi untuk memverifikasi laporan hoax juga telah menjadi sorotan, dengan kekhawatiran bahwa pengaduan palsu dapat membanjiri platform dan mengaburkan keaslian pengaduan yang sah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *